Aku menulis ini saat kamu terus
menerus menanyakan perasaaanku padamu.
Sayang ...
Aku memang bukan yang pertama kali menapaki ruang hatimu, pernah ada seseorang disana yang begitu kamu cintai.
Aku memang bukan yang pertama kali menapaki ruang hatimu, pernah ada seseorang disana yang begitu kamu cintai.
Saat aku mencoba masuk, tahu kah
kamu bahwa ruangnya terlihat amat kosong bahkan usang dan berdebu? Ah, pasti
pemilik terdahulu telah lama meninggalkanya, sehingga aku memutuskan untuk menjelajahi
setiap jengkal ruangnya, setiap koridor, hingga sudut tersempit sekalipun,
sampai aku bisa memastikan tak ada satupun memori yang tertinggal dari pemilik
sebelumnya, namun aku menemukan beberapa goresan luka dalam yang telah
mengering sempurna, Oh tuhan, sesakit itukan luka yang sempat kamu rasakan
dulu?
Sayang ...
Aku harap kamu bisa melupakan lukamu itu dan menggantinya dengan kebahagiaan yang baru.
Sayang ...
Aku harap kamu bisa melupakan lukamu itu dan menggantinya dengan kebahagiaan yang baru.
Pantaskah aku mengucapkan
terimakasih kepada mereka yang pernah ada di hidupmu dulu? mereka telah berjasa
dan menjalankan peran mereka dengan sempurna, menjadikanmu sosok baru yang
dewasa karena telah banyak yang kamu lewati disana.
Jujur, banyak yang belum aku tahu
tentangmu, begitupun kamu.
Sayang ...
Aku bukanlah wanita yang bisa
selalu membuatmu tertawa, kadang aku juga sering ingin menang sendiri, aku
bukanlah wanita sempurna dan serba bisa.
Aku hanya bisa membawa segenggam
kesederhanaan saat mendatangi hatimu, tidak ada kesempurnaan yang bisa aku bawa
kesana bahkan tidak ada yang special dariku, aku hanyalah gadis paling biasa
yang kamu temui dan memutuskan untuk bersemayam disana, aku merasa nyaman
tinggal di dalamnya, hatimu begitu hangat, membuatku enggan pergi.
Di balik ketidak sempurnaan yang
ada pada diri ku, salah kah aku jika aku ingin menjadi pendampingmu dimasa
depan menjadi penghuni terakhir di ruang hatimu?
Aku berdoa, semoga nantinya
akulah wanita terakhirmu, doa yang sering ku panjatkan sangat jauh dari
keistimewaan, hanya ada keinginan sederhana disana, aku tak ingin menjadi
wanita yang serba bisa dalam segala hal, aku tak pula meminta harta berlimpah
sehingga bisa membeli barang – barang mewah.
Doaku setiap malam hanyalah
supaya aku bisa mengiringi langkahmu dimasadepan, yang
akan menyandang nama belakangmu dan menjadi ibu dari anak – anakmu.
Aku,
Yang tak pernah ragu mencintamu.