Minggu, 12 April 2015

This is REAL Love

0 komentar

Hai Pria yang sudah mengisi hari – hari ku, mohon jangan tertawa ketika kamu membaca tulisanku ini.

Aku menulis ini saat kamu terus menerus menanyakan perasaaanku padamu.

Sayang ...
Aku memang bukan yang pertama kali menapaki ruang hatimu, pernah ada seseorang disana yang begitu kamu cintai.

Saat aku mencoba masuk, tahu kah kamu bahwa ruangnya terlihat amat kosong bahkan usang dan berdebu? Ah, pasti pemilik terdahulu telah lama meninggalkanya, sehingga aku memutuskan untuk menjelajahi setiap jengkal ruangnya, setiap koridor, hingga sudut tersempit sekalipun, sampai aku bisa memastikan tak ada satupun memori yang tertinggal dari pemilik sebelumnya, namun aku menemukan beberapa goresan luka dalam yang telah mengering sempurna, Oh tuhan, sesakit itukan luka yang sempat kamu rasakan dulu?

Sayang ...
Aku harap kamu bisa melupakan lukamu itu dan menggantinya dengan kebahagiaan yang baru.

Pantaskah aku mengucapkan terimakasih kepada mereka yang pernah ada di hidupmu dulu? mereka telah berjasa dan menjalankan peran mereka dengan sempurna, menjadikanmu sosok baru yang dewasa karena telah banyak yang kamu lewati disana.

Jujur, banyak yang belum aku tahu tentangmu, begitupun kamu.

Sayang ...
Aku bukanlah wanita yang bisa selalu membuatmu tertawa, kadang aku juga sering ingin menang sendiri, aku bukanlah wanita sempurna dan serba bisa.

Aku hanya bisa membawa segenggam kesederhanaan saat mendatangi hatimu, tidak ada kesempurnaan yang bisa aku bawa kesana bahkan tidak ada yang special dariku, aku hanyalah gadis paling biasa yang kamu temui dan memutuskan untuk bersemayam disana, aku merasa nyaman tinggal di dalamnya, hatimu begitu hangat, membuatku enggan pergi.

Di balik ketidak sempurnaan yang ada pada diri ku, salah kah aku jika aku ingin menjadi pendampingmu dimasa depan menjadi penghuni terakhir di ruang hatimu?

Aku berdoa, semoga nantinya akulah wanita terakhirmu, doa yang sering ku panjatkan sangat jauh dari keistimewaan, hanya ada keinginan sederhana disana, aku tak ingin menjadi wanita yang serba bisa dalam segala hal, aku tak pula meminta harta berlimpah sehingga bisa membeli barang – barang mewah.

Doaku setiap malam hanyalah supaya aku bisa mengiringi langkahmu dimasadepan, yang akan menyandang nama belakangmu dan menjadi ibu dari anak – anakmu.

Aku,
Yang tak pernah ragu mencintamu.

Sabtu, 21 Juni 2014

Haruskah Ku Menunggumu Lebih Lama?

0 komentar
Kemelut hati yang entah berawal dari mana, aku tak mengerti, seolah ada sesuatu yang belum aku selesaikan disini.

Satu tahun silam, tuhanlah yang menyebabkan kita saling bertemu.

Satu tahun silam, kamu mengungkapkan kekagumanmu, dan aku mengungkapkan kekagumanku, langit yang cerah kala itu menjadi saksi dua orang manusia dipertemukan semesta untuk jatuh cinta, aku tak tahu dinamakan apa ini, kita bekenalan mungkin belum terlalu lama, namun rasanya aku ingin selalu ada di dekatmu juga di sampingmu, kamu tak menuntut ku untuk seutuhnya menjadi wanita yang selalu kau atur, kamu memperlakukanku semanis mungkin,  " semenjak kita saling berkomunikasi " katamu saat aku menanyakan alasanmu menyayangiku. berusaha membuktikan apa yang kamu ucapkan saat itu, bahagia, karena rasa yang selama ini aku punya tidak hanya aku yang merasakanya, tapi juga kamu.

Dalam keadaan sering kehilangan kamu, aku selalu mempertanyakan apa yang tuhan mau, apa yang tuhan rencanakan untuk ku, untuk mu dan untuk kita? pria sepertimulah yang selalu ku tunggu kedatanganya dalam hidupku, menyenangkan, humoris, seiman, tangguh dan pekerjakeras, ketika menemukanmu aku seperti menemukan oase yang menghilangkan dahagaku, dahaga karena terlalu sering berlari dan mencari hal yang tak pasti, haus karena aku terlalu sering melompat dari satu hubungan ke hubungan lain, sampai aku lupa apa yang aku cari selama ini.

Aku menatapmu dan menyadari, betapa semuanya bisa berakhir dengan mudah jika kamu merasa bosan, aku ingin bilang padamu bahwa aku menginginkan status dan kejelasan, tapi setiap kali aku melihat matamu saat itupula aku selalu mengingat perkenalan kita, yang nampaknya tak lebih dari persinggahan buatmu.

Aku berjalan sendiri, menghadapi datang dan pergimu, bergelut dengan rindu yang mungkin tak kau mengerti, kamu terlalu gaib untukku, kamu terlalu jauh untuk ku gapai, dan aku yang sedang sangat berharap ini sedang ketakutan jika kau tiba - tiba pergi dan seolah tidak pernah ada yang terjadi diantara kita, 

Malam ini aku sedang mempertanyakan semua, mempertanyakan perasaanmu padaku, mempertanyakan apa tujuan hubungan yang kita jalani selama ini, dan mempertanyakan apa arti pelukan, canda, tawa, bisikan dan keluh kesahmu yang selalu berhasil memabukan ku?

Rasanya aku ingin menghentikan pencarianku padamu, rasanya aku ingin kau jadi akhir dari pelarianku, rasanya aku ingin hubungan kita lebih lama dari yang kubayangkan dan kutakutkan, rasanya aku ingin tetap menunggu kamu tak lagi menjadikanku pelarianmu, aku menunggumu tak lagi menjadikanku persinggahan, aku menunggumu menjadikanku tujuan, menjadi tempat kau selalu pulang, menjadi peluk tempat kau meletakan tangis.

Aku selalu melakukan apa yang bisa aku lakukan untukmu
Maukah kau berhenti menyembunyikanku dari sorotan mata dunia?
Sampai kapan aku harus menunggumu?
Haruskah ku menunggumu lebih lama lagi?


Sabtu, 04 Januari 2014

Lembaran Baru

0 komentar
Seringkali yang dipersatukan tuhan tak dapat dipisahkan manusia, Seringkali kita menyebutnya jodoh, Ketika berlari selalu tertuju pada arah yang sama, Ketika mencoba pergi selalu kembali kejalan yang sama, Semua berputar dan berotasi.

Katanya jodoh tentang memiliki seutuhnya, Katanya jodoh tentang memiliki banyak kesamaan, Katanya lagi jodoh berkaitan dengan hilangnya perbedaan, Benarkah ...?

Jatuh cinta menimbulkan rasa juga tanya, Ada yang bertemu lalu dengan mudah saling memiliki dan jatuh cinta, Ada yang tak sengaja bertemu, menjalin persahabatan lalu saling memiliki, Ada juga yang tak pernah merencanakan apapun lalu tiba - tiba saling jatuh cinta, yaaa, Seperti KITA.

Kita yang ingin membuka lembaran baru dan melupakan semua kenangan masalalu.

Jumat, 13 Desember 2013

Cerita Lama

1 komentar
Tak usah begitu serius, ini hanyalah cerita lama yang masih ku simpan sendiri, hanya beberapa rangkaian kata - kata bodoh yang menemaniku dalam sepi, sejak kamu tak lagi disini.

Ini bukan kali pertama aku duduk sendirian dan hanya memperhatikan kata yang tersusun rapi terangkai menjadi sebuah kalimat yang indah, duduk berjam - jam tanpa merasakan hangatnya perhatianmu lewat pesan singkat, kekosongan dan kehampaan sudah berganti - ganti wajah sejak tadi namun aku tetap menunduk mencoba tak memperdulikan keadaan.

Hanya sepenggal cerita lama yang sebenarnya enggan aku tulis dan ku ceritakan lagi, entah mengapa akhir - akhir ini sepi sekali, aku seperti berbisik dan mendengar suaraku sendiri, dalam gelapnya malam ternyata sosokmu masih saja berada disana, aah, sosokmu yang tak begitu jelas lagi kuingat, bukan karna kamu terlalu lama mengabaikanku, tapi karena sekarang aku sudah memilikinya, aku malas membuka luka lama dan menambah luka baru lagi, aku sudah tak ingin menyentuh bayang - bayangmu yang samar, dan aku tak lagi ingin mereka - reka senyumu yang tak seindah dulu.

"Dulu" memang begitu sangat melekat dalam otak, hati dan ingatanku seperti ada sesuatu yang terjadi, sangat dekat, sangat mandalam, sampai - sampai tak mampu terhapus oleh jarak dan waktu, tapi sekarang aku akan membiarkan kenangan itu terbang mengikuti gelitik manjanya angin, tertiup kencang dan semakin menjauh dari ingatanku.

Akhirnya, dan memang seharusnya ini berakhir, karena tak akan ada lagi yang terulang, hari - hari yang aku lalui bersama seperti gelembung basah yang mudah pecah, realita berbicara lebih banyak sementara aku dilarang ntuk bermimpi terlalu jauh, apalagi berharap semua yang telah kita lalui dapat terulang kembali. argh!!!

Dulu yang begitu manis entah mengapa sekarang berubah menjadi begitu miris,aneh memang jika aku sering memikirkanmu yang tak pernah memikirkaku, menyakitkan memang jika aku harus terus mendawakan kenangan hanya karena masalalu terlalu kuat untuk dihancurkan.

Beginilah kita sekarang, tak lagi saling sapa, tak lagi saling bertukar kabar, segalanya terasa asing, apapun yang kita lakukan dulu seperti terhapus begitu saja oleh masa, hari berganti menjadi minggu, minggu beranjak menuju bulan, sejak itupula jantung kita tak lagi mendenyutkan rasa yang sama.

Berusaha melupakan yang sering ku sebut kenangan, berusaha melawan yang disebabkan perpisahan.

 Diantara tugas makalah yang membuat jemariku pegal
Diantara kertas - kertas yang berserakan

 



Senin, 19 Agustus 2013

Tentang Kita

0 komentar

Tentangku, tentangmu, tentang kita.
 

Tentang aku dan kamu yang saling tau dan mengerti, sama - sama tau ada sesuatu dihati, aku menatapmu dengan tatapan mendalam, aku percaya disana ada cinta, tertahan dalam hati, menjalani kisah yang tak jelas dimana ujungnya, memulai suatu cerita tanpa memikirkan akhir, sungguh diluar nalarku jika aku bisa melakukan ini.

Tentang kita yang takut disakiti dan menyakiti.
Tentang kita yang tidak punya keberanian untuk saling memiliki.
Tentang kita yang memutuskan untuk saling bersama, walau tak beriringan, walau tak saling menggenggam tangan.